Sejarah Cincin Emas
Sejarah cincin emas bermula dari kelaziman memberi dan menerima cincin
semenjak lebih dari 4.800 tahun silam.
Kebiasaan ini berakar dari keyakinan wangsa Tudor pada abad ke-16. Wangsa
Tudor meyakini bahwa jari manis tangan kiri bersangkutan dengan pembuluh darah
yang terhubung langsung dengan jantung. Oleh karenanya, bilamana seseorang
tengah mengenakan cincin di jari tersebut, maka si pemakai sedang berada dalam
suatu hubungan.
Logam emas mulai dipakai sebagai bahan baku cincin, batu yang dipakai
berwarna merah yang dicerminkan dengan
warna hati. Di samping itu, terdapat pula batu safir yang turut menghiasi suatu
cincin. Cincin dengan dekorasi batu safir ini dikenal sebagai simbol pernikahan
yang populer di waktu tersebut karena dirasakan mewakili surga.
Namun kedua batu tersebut diungguli oleh hadirnya batu berlian yang paling
kuat dan kokoh dan tidak bisa dihancurkan. Di samping itu, batu berlian pun
mempunyai kilauan cahaya yang sangat estetis sehingga tidak sedikit diminati
oleh penyuka perhiasan satu ini.
Cincin emas yang berbentuk lingkaran yang tidak mempunyai ujung
menggambarkan sesuatu yang mempunyai
sifat abadi.
Filosofi ini hadir pada zaman Firaun yang berkuasa di Mesir yang menjadikan
lingkaran sebagai simbol pernikahan. Cincin emas tanpa ikatan hubungan dengan
seseorang dapat dipakai di jari mana pun, sebelah kanan atau kiri.
Berdasarkan keterangan dari masyarakat Tiongkok, masing-masing jari yang
dicantumkan cincin emas mempunyai filosofinya tersendiri. Seperti jempol yang
merepresentasikan sosok orang tua, jari telunjuk mencerminkan sebagai saudara,
dan jari kelingking dirasakan sebagai anak-anak.
Lain halnya dengan jari manis, pemakaian cincin di jari ini diandalkan melambangkan pasangan yang tidak bisa
dipisahkan. Dengan demikian, suatu cincin tidak jarang kali melingkar di jari
manis sebagai simbol ikatan yang paling kuat dan abadi.
Untuk pemakaian cincin di jari tangan kanan atau kiri, itu ialah pilihan.
Namun, banyak sekali orang percaya tangan kanan adalahyang sering dipakai
sehingga mempunyai kekuatan yang lebih banyak daripada tangan kiri.
Cincin emas juga digunakan di sebelah kanan guna simbol pernikahan. Tapi
terdapat pula yang tidak suka menggunakan cincin di tangan kanan karena akan
mengganggu aktivitasnya dalam menggenggam sesuatu.
Komentar
Posting Komentar